Dalam bisnis media, ada sebuah segitiga. Sisi pertama adalah pembaca, pemirsa, atau pendengar. Sisi kedua adalah iklan, dan yang ketiga adalah warga (citizens).
Berbeda dengan bisnis pada umumnya. Pemirsa, pembaca, dan pendengar bukanlah pelanggan (customer) dalam bisnis media.
Kebanyakan media, termasuk televisi, radio, maupun dotcom, memberikan berita secara cuma-cuma alias gratis. Orang-orang tak membayar untuk menonton televisi, membaca internet, atau mendengarkan radio. Bahkan, dalam bisnis surat kabar pun kebanyakan pembaca hanya membayar sebagian kecil dari ongkos produksi. Ada subsidi buat pembaca.
Adanya kepercayaan publik tersebutlah yang kemudian "dipinjamkan" perusahaan media kepada para pemasang iklan. Dalam hal ini, pemasang iklan memang pelanggan, namun seyogianya tak merusak hubungan yang unik antara media dengan pembaca, pemirsa, dan pendengarnya.
Referensi:
Andreas Harsono, A9ama Saya Adalah Jurnalisme
Berbeda dengan bisnis pada umumnya. Pemirsa, pembaca, dan pendengar bukanlah pelanggan (customer) dalam bisnis media.
Kebanyakan media, termasuk televisi, radio, maupun dotcom, memberikan berita secara cuma-cuma alias gratis. Orang-orang tak membayar untuk menonton televisi, membaca internet, atau mendengarkan radio. Bahkan, dalam bisnis surat kabar pun kebanyakan pembaca hanya membayar sebagian kecil dari ongkos produksi. Ada subsidi buat pembaca.
Adanya kepercayaan publik tersebutlah yang kemudian "dipinjamkan" perusahaan media kepada para pemasang iklan. Dalam hal ini, pemasang iklan memang pelanggan, namun seyogianya tak merusak hubungan yang unik antara media dengan pembaca, pemirsa, dan pendengarnya.
Referensi:
Andreas Harsono, A9ama Saya Adalah Jurnalisme