Sembilan Elemen Jurnalisme: Loyalitas

Source: Google Image
Loyalitas atau yang disebut lealdade oleh lisan Portugis dapat berarti kesetiaan. Wartawan, kepada siapa ia mesti menempatkan loyalitasnya? Pada perusahaan, pembaca, ataukah masyarakat?

Pertanyaan itu penting. Sebab, sejak 1980, tercatat bahwa separuh wartawan Amerika menghabiskan setidaknya sepertiga waktu mereka untuk urusan manajemen ketimbang jurnalisme. Sungguh memperihatinkan.

Wartawan mempunyai tanggung jawab sosial yang tak jarang bisa melangkahi kepentingan perusahaan tempat mereka bekerja. Malahan, di sini uniknya, tanggung jawab tersebut sekaligus merupakan sumber dari keberhasilan perusahaannya.

"Perusahaan media yang mendahulukan kepentingan masyarakat justru lebih
menguntungkan daripada sekedar mengutamakan bisnisnya sendiri."

Meyer dan Ochs, Mereka Teladannya!
Pada 1933, Eugene Meyer membeli harian The Washington Post. Di dalam surat kabar tersebut, pria asal Los Angeles itu menulis, "Dalam rangka menyajikan kebenaran, surat kabar ini, kalau perlu, akan mengorbankan keuntungan materialnya jika itu demi kepentingan masyarakat."

Tak berbeda dengan Adolph Simon Ochs, pria berdarah Ohio yang membeli harian The New York Times pada 1893 silam. Ochs percaya bahwa penduduk New York capek dengan surat kabar kuning yang kebanyakan sensasional, lalu ia pun berniat menyajikan surat kabar serius dan mengutamakan kepentingan publik.

Baik Ochs maupun Meyer, keduanya benar! Dua harian tersebut menjadi institusi publik nan prestisius sekaligus bisnis yang menguntungkan.

Sisi Kekhawatiran
Banyaknya wartawan yang mengurusi bisnis, boleh jadi, dapat mengaburkan misi media dalam melayani kepentingan masyarakat. Bisnis media berbeda dengan bisnis pada umumnya. Dalam bisnis media, ada... Selanjutnya

Referensi:
Andreas Harsono, A9ama Saya Adalah Jurnalisme
Previous
Next Post »